Beruntung bagi Anda yang sudah membeli Xpander. Model Low MPV Mitsubishi Motors ini, bisa disebut sebagai game changer. Dimulai dari desain yang futuristik dan teramat mirip dengan versi prototipenya, XM Concept. Karakter SUV dan MPV dikawinkan jadi sebuah Low MPV dengan rancang bangun Crossover.

Pendekatan yang tak pernah digunakan secara oleh pabrikan lain sebelumnya. Nissan, sejatinya pernah meng-SUV-kan Livina dengan varian X-Gear. Chevrolet juga pernah memberi karakter ini pada Spin Activ. Namun nyatanya, tak satupun varian itu yang mampu membuat model utamanya menyaingi kedigdayaan duet Avanza-Xenia.

Dari catatan kami, baru Mitsubishi Xpander yang bisa menyaingi penjualan nasional perbulan dari Avanza. Figur ini sempat terwujud pada September 2018 dengan catatan 6.276 unit (wholesales Gaikindo). Meski akhirnya di bulan berikutnya, Avanza kembali merebut tahtanya. Avanza disalip Low MPV lain, belum pernah terjadi sebelumnya.

Bukti terakhir, Nissan akhirnya memutuskan untuk mematikan Low MPV mereka dan merebadge Xpander sebagai produk dagangannya. Pihak Nissan pun mengakui alasan penggunaan basis Xpander lantaran popularitasnya di tahun lalu. Toh mereka kini berada dalam satu payung aliansi, maka tak salah jika menyajikan produk kembaran.

Beberapa keunggulan di atas tentu dari segi strategi pemasaran. Keunggulan lain yang juga tak dimiliki kompetitor adalah fitur Xpander. Satunya Cruise Control. Fitur yang memungkinkan Xpander melaju secara mandiri tanpa perlu dijaga tekanan gasnya ini, memang baru pertama hadir di kelas Low MPV. Fitur ini hanya tersedia di Xpander Ultimate dengan harga Rp 260,9 juta.

Ground clearance (GC) mencapai 205 mm, diklaim sebagai tertinggi di kelasnya. Poin yang menarik dan bisa disebut sebagai keunggulan, paling tidak di atas kertas. Toh diferensiasinya dari mobil dengan model paling minim GC-nya, All New Suzuki Ertiga (180 mm) hanya 2,5 cm. Jika dibawa ke pengendaraan, besaran 2,5 cm tak lebih dari tebal 3 ruas jari orang dewasa. Artinya, tak ada perbedaan signifikan pada daya jelajah kendaraan.

Layar MID berukuran besar di panel indikator bagi kami merupakan keunggulan signifikan dibanding kompetitor yang ada saat ini. Layar TFT berwarna ini jadi sumber informasi dan pengaturan aneka sistem. Level bahan bakar, suhu mesin, tingkat efisiensi, hingga panduan kehematan berkendara tersaji apik. Pengingat waktu servis, hingga durasi berkendara untuk menghindari kelelahan juga tampil pada layar.

Salah satu keunggulan yang perlu diakui, tingkat kenyamanan Xpander yang terbaik di kelasnya. Jargon Mitsubishi bahwa adaptasi sistem suspensi dari Mitsubishi Lancer Evo X memang sukses menyajikan karakter MPV yang nyaman. Geometri dan konstruksi suspensi konon memang diadopsi dari sedan sport itu. Didukung aneka peredam di sekujur tubuhnya, plus ketiadaan kopel yang menyalurkan tenaga ke roda belakang, membuat suasana kabin kian hening dan nyaman. Kenyamanan sejenis sebelumnya hanya tersaji pada Honda Mobilio yang juga mengadaptasi konstruksi mobil sedan (Brio dan Jazz ke sosok MPV).

Poin pamungkas, jumlah variannya. Sekarang, total jumlah tipe yang disediakan PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) mencapai 8 pilihan. Suzuki Ertiga dan Wuling Confero hampir menyamainya dengan 7 varian. Sementara Honda Mobilio dan Nissan Livina teranyar tersaji dalam 5 varian. Jumlah varian yang banyak ini dipelajari Mitsubishi dari Toyota Avanza yang kerap menawarkan Low MPV dalam jumlah opsi yang banyak, mencapai 9 tipe. Hal ini bisa dilakukan Toyota karena meluaskan portfolio Avanza dengan Veloz dan dua pilihan mesin.